- A. BATASAN
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah :
- Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
- Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan/atau vaginanya.
- Perineum menonjol.
- Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
- Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
- Pembukaan serviks telah lengkap, atau
- Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina
- B. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA KALA DUA PERSALINAN
- Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim
Segmen atas makin lama makin mengecil, sedangkan segmen bawah makin diregang dan makin tipis dan isi rahim sedikit demi sedikit pindah ke segmen bawah. Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, maka batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut lingkaran retraksi yang fisiologis. Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat dan disebut lingkaran retraksi yang patologis (Lingkaran Bandl). Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman robekan rahim dan terjadi jika bagian depan tidak dapat maju misalnya panggul sempit.
- Perubahan bentuk rahim
- Faal ligamentum rotundum dalam persalinan
- Perubahan serviks
- Perubahan pada vagina
- C. MEKANISME PERSALINAN
- D. POSISI MENERAN
Gambar 1 Posisi Duduk / Setengah Duduk |
Gambar 3 Merangkak / berbaring miring ke kiri |
Gambar 2 Posisi Jongkok / Berdiri |
- E. MENOLONG PERSALINAN SESUAI APN (1–24)
- Mendengar dan Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
- Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
- Memakai celemek plastik.
- Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan sabun & air mengalir.
- Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
- Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
- Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
- Melakukan pemeriksaan dalam–pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
- Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5–6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5–6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
- F. MANUVER TANGAN DAN LANGKAH – LANGKAH DALAM MELAHIRKAN, MEMBANTU KELAHIRAN BAHU
- Melahirkan kepala
- Melahirkan bahu
- Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat, tunggu kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar secara spontan
- Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu meneran sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu melewati simfisis
- Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.
- Melahirkan seluruh tubuh bayi
- Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke arah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut
- Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan posterior saat melewati perineum
- Tangan bawah (posterior) menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir
- Secara simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior
- Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung, bokong dan kaki
- Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jarti tangan lainnya
- Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rentan dari tubuhnya
- Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa kepala bayi tertutup dengan baik.
- G. LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN (KALA II)
- Membuat Keputusan Klinik (Clinical Decision Making)
Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui serangkaian proses dan metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari olah kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti (evidence based), keterampilan dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien (Varneys, 1997).
Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik
- Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan
- Menginterprestasikan data dan mengidentifikasi masalah
- Membuat dianosis atau menentukan masalah yang terjadi/dihadapi
- Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah
- Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah
- Melaksanakan asuhan/intervensi terpilih
- Memantau dan mengevaluasi efektivitas asuhan atau intervensi
- Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi
Pada kala II persalinan, asuhan sayang ibu yang bisa dilakukan bidan adalah :
- Anjurkan agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan dari suami, orang tua, dan kerabat yang disukai ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan.
- Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara, memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
- Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka.
- Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan, lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.
- Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran.
- Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu beristirahat di antara kontraksi.
- Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan.
- Adakalanya ibu merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tentramkan hatinya selama proses persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan (misalnya tekanan darah, denyut jantung janin, periksa dalam).
- Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya sesegera mungkin untuk melakukan kontak kulit ibu–bayi, Inisiasi Menyusu Dini dan membangun hubungan psikologis.
- Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah bayi lahir.
- Pencegahan Infeksi
Salah satu persiapan penting bagi penolong adalah memastikan penerapan prinsip dan praktik pencegahan infeksi yang dianjurkan, termasuk mencuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi.
Praktik terbaik pencegahan infeksi pada kala dua persalinan diantaranya adalah melakukan pembersihan vulva dan perineum menggunakan air matang (DTT). Selain itu, untuk mencegah infeksi pada ibu tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam secara rutin tapi setiap 4 jam atau bila ada indikasi dan tidak dianjurkan untuk melakukan dilatasi vagina.
Penceghan infeksi pada ibu bersalin juga bisa di lakukan dengan tidak melakukan keteterisasi kandung kemih secara rutin sebelum atau setelah kelahiran bayi dan/atau plasenta. Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan bila terjadi retensi urin dan ibu tidak mampu berkemih sendiri. Selain menyakitkan, keteterisasi akan meningkatkan risiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih ibu.
- Pencatatan (Rekam Medik) Asuhan Persalinan
- Rujukan
Kaji ulang rencana rujukan pada ibu dan keluarganya. Dapat dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau awal persalinan (jika mungkin). Jika ibu belum membuat rencana rujukan selama kehamilannya, penting untuk dapat mendiskusikan rencana tersebut dengan ibu dan keluarganya di awal persalinan. Jika timbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan, maka seringkali sulit untuk melakukan semua persiapan – persiapan secara cepat. Rujukan tepat waktu merupakan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu dan bayi baru lahir.
Pada kala II persalinan, kita tidak bisa menduga penyulit apa yang terjadi. Oleh karena itu kita harus selalu waspada dalam memantau kondisi ibu dan janinnya. Keadaan pada kala II persalinan yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap ialah jika pada ibu ditemukan diantaranya tanda dan gejala syok, dehidrasi, infeksi, inersia uteri. Selain itu, rujukan dilakukan jika ditemukan gawat janin, kepala bayi tidak turun, cairan ketuban bercampur mekonium pada presentasi kepala, tanda–tanda distosia bahu, tali pusat menumbung, dan kehamilan kembar tak terdeteksi.
Alur Untuk Penatalaksanaan Fisiologis Persalinan Kala Dua
Tanda pasti persalinan kala dua :
|
Dorongan spontan untuk meneran? |
Tidak |
Ya |
Ya |
Tidak |
Lanjutkan dengan penatalaksanaan fisiologis :
|
Bayi lahir dalam 60 menit pada multipara atau 120 menit pada primipara ? |
Lakukan :
|
Rujuk segera |
Dorongan spontan untuk meneran? |
|
Lanjutkan dengan penatalaksanaan fisiologis persalinan kala dua |
Tidak |
|
Bayi lahir dalam waktu 60 menit (atau kelahiran bayi akan segera terjadi) |
ya |
Tidak |
Lakukan :
|
Rujuk segera |
0 komentar:
Posting Komentar